Friday, October 30, 2015

Filled Under:

Definisi Kecerdasan Buatan (Artificial Intellegence)


Sebagian kalangan menerjemahakan Artificial Intellegence sebagaia kecerdasan buatan, kecerdasan artifisial, intelejensia artifisial, atau intelijensia buatan. Pada artikel ini, istilah Artificial Intellegence sengaja tidak diterjemahkan kebahasa Indonesia kerena istilah tesebut sudah sangat akrab bagi orang Indonesia. Begitu juga dengan singkatan istilah tersebut, yaitu AI, sudah sangat melekat di berbagai media ilmiah maupun non-ilmiah.

Selanjutnya, marilah kita melihat beberapa definisi AI yang disampaikan oleh beberapa ahli. Para ahli mendefinisikan AI secara berbeda-beda tergantung pada manusia saja, tetapi ada juga yang mendefinisikan AI secara lebih luas pada tingkah laku manusia. Pada  Struat Russel dan Peter Norvig mengelompokkan definisi AI, yang diperoleh dari beberapa textbook berbeda, ke dalam empat kategori, yaitu :

1.      Thinking humanly : the cognitive modelling apporoach
      Pendekatan ini dilakukan dengan dua cara sebagai berikut :
·         Melalui introspeksi : mecoba menangkap pemikiran-pemikiran kita sendiri pada saat kita berfikir. Tetapi, seorang psikolog Barat mengatakan: “how do you that yau understand?” Bagaimana anda tahu bahwa Anda mengerti? Kerena pada saat Anda memahami pemikiran Anda, ternyata pemikiran tersebut sudah lewat dan digantikan kesadaran anda. Sehingga, definisi ini terkesan mengada-ada dan tidak mungkin dilakukan.
·         Melalui eksperimen-eksperimen psikologi.
2.      Acting humanly : the turing the approach
   Pada tahun 1950, Alan turing merencanakan suatu ujian bagi komputer berintelejensia untuk menguji apakah kemputer tersebut mampu mengelabuhi seorang manusia yang menginterogasinya melalui teletype (komunikasi diinterogasi adalah manusia atau komputer, maka komputer berintelejensia tersebut lolos dari Turing test. Komputer tersebut perlu memiliki kemampuan: Natural Language Processing, Knowledge Representation, Automated Reasoning, Machine Learning, Computer Vision Robotik. Turing test sengaja menghindari interaksi fisik antara interrogator dan computer karena simulasi fisik manusia tidak memerlukan intelijensia.
3.      Thinking rationally: the laws of thought approach
      Terdapat dua masalah dalam pendekatan ini, yaitu :
·         Tidak mudah untuk membuat pengetahuan informal dan menyatakan logika, khususnya ketika       pengetahuan tersebut memiliki kepastian kurang dari 100%.
·       Terdapat perbedaan besar antara dapat memecahkan maslah “dalam prinsip ” dan memecahkannya “dalam dunia maya”.
4.      Acting rationally: the rationally agent approach
    Membuat inferensi yang logis merupakan bagian dari suatu rational agent. Hal ini disebabkan satu-satunya cara untuk melakukan aksi secara logis, maka bisa didapatkan kesimpulan bahwa aksi yang diberikan akan mencapai tujuan atau tidak. Jika mencapai tujuan, maka agent dapat melakukan aksi berdasarkan kesimpulan tersebut.

     Thinking humanly dan acting humanly adalah dua definisi dalam arti yang sangat luas. Sampai saat ini, pemikiran manusia yang diluar rasio, yakni reflex dan intuitif (berhubungan dengan perasaan), belum dapat ditirukan sepenuhnya oleh computer. Dengan demikian, kedua definisi ini dirasa kurang tepat untuk saat ini. Jika kita menggunakan definisi ini, maka banyak produk komputasi cerdas saat ini yang tidak layak disebut sebagai produk AI.

     Definisi thinking rationally terasa lebih sempit daripada acting rationally.  Oleh kerena itu, definisi AI yang paling tepat untuk saat ini adalah action retionally dengan pendekatan ration agent.  Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa komputer bisa melakukan penalaran secara logis dan juga bisa melakukan aksi secara rasional berdasarkan hasil penalaran tersebut.





0 comments:

Post a Comment