Keesokan harinya, saat sedang duduk di belakang mejanya, ia melihat seorang hendak masuk kedalam ruangannya. Agar terliat hebat ia berpura-pura sedang menelepon sambil membuat isyarat mempersilahkan tamunya masuk dan duduk. Sembari berlagak berbicara dengan seseorang di telepon, ia menyebut angka-angka yang fantastis, tertawa tegelak-gelak, dan menutup telepon. Ia lalu menoleh kepada tamunya.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya sang pengusaha muda sambil tersenyum kepada tamunya.
"Saya dari bagian teknik, mau menghidupkan saluran telepon Bapak," jawab sang tamu singkat.
Poin penting:
Setiap orang butuh diakui dan dipuji.
0 comments:
Post a Comment